Minggu, 26 Februari 2012

DERBY ORANGE pun berakhir imbang


Bermain di hadapan puluhan ribu the jakmania yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Minggu 26/2, Persija hanya mampu meraih poin satu saat menjamu Persisam Samarinda.
Pertandingan derby orange berlangsung menarik, jual beli serangan diperlihatkan kedua team, Persisam meskipun tidak diperkuat Ronald Fagundez tetap menunjukan permainan ngotot, beberapa kali peluang mengancam gawan Persija yang dikawal Andritany.

Persija pun tidak mau diam begitu saja, beberapa kali peluang emas, melalui sundulan memanfaatkan corner kick dari Johan Juansyah di babak pertama, namun sayang sundulannya melebar diatas gawang Persisam

Pedro Javier juga memiliki peluang emas, disaat tendangan kerasnya dibabak pertama masih bisa di block kiper Persisam Agung Prasetyo, begitupula saat penetrasinya di area kotak pinalti yang kemudian dilanggar pemain Persisam, namun wasit justru menganggap Pedro Diving, dan diberikan kartu kuning untuk Pedro.

Dibabak kedua peluang terbaik didapatkan Fabiano, lagi-lagi melalui sundulan umpan corner kick kali ini Ismed Sofyan yang mengumpan, namun sundulannya masih bisa diantisipasi kiper Persisam, dan puncaknya saat Fabiano berhasil mencetak gol, tapi Fabiano dianggap assiten wasit sudah dalam posisi offside dan gol tersebut dianulir.

Sampai wasit meniupkan peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, skor tetap sama kuat 0-0

Seusai pertandingan Iwan Setiawan dalam sesi konfrensi pers mengatakan mengajukan pengunduran diri dari pelatih Persija, karena menganggap sepakbola Indonesia masih dalam keadaan sakit, bukan karena keputusan menganulir gol Persija, tapi terlebih dalam keputusan wasit secara keseluruhan.

Iwan Setiawan, “Setelah ini saya akan mengajukan pengunduran diri saya kepada manajemen, sambil berlalu meninggalkan area konfrensi pers”. Manajemen sendiri dalam 1 – 2 hari kedepan akan berembuk dengan Iwan Setiawan, dan segera memberikan keputusan yang terbaik untuk Persija.

Persija hari ini 27/2 libur latihan, akan kembali latihan ringan 28/2 dilapangan Ragunan, 29/2 dan seterusnya latihan rutin di Gor Ciracas (JC-Amry)

Selasa, 07 Februari 2012

ZESH REHMAN SUDAH GABUNG KLUB HONG KONG

Sebelumnya banyak fanpage sebelah dan (memang) JO sendiri juga mengkonfirmasikan bahwa mantan pemain Fulham, Zesh Rehman (Pakistan) diincar oleh Persija Jakarta akan tetapi pemain yang berposisi sebagai center defender itu sudah bergabung dengan klub asal Hong Kong, Kitchee SC untuk jangka waktu 18 bulan kedepan (kurang lebih 1,5 tahun) mulai Januari 2012. Saat muncul pemberitaan akan diincar Macan Kemayoran, Zesh masih bermain bersama klub asal Thailand, Muangthong United.

Tak masalah Zesh batal direkrut yang jelas semua pemain bisa jadi Macan. Untuk posisi center defender memang masih sangat mengandalkan duet Precious-Fabiano dengan Nanak sebagai pelapis. Tapi kita masih punya Saronih. Belum lagi pemain-pemain yang berasal dari klub-klub amatir anggota kompetisi internal Persija Jakarta mereka juga bisa diandalkan.

Masa bodo dengan materi pemain yang penting tetap dukung Persija Jakarta dimana semua bisa jadi macan. Persija yang membesarkan pemain bukan sebaliknya.

#SavePersija #GloryPersija

klasifikasi tentang keributan tadi di stadion

- ada suporter dari Persiwamania yg ikut nonton dalam pertandingan ini dan yg membuat keributan adalah suporter persiwamania yg ikut memakai kaos persipuramania

sehingga sebagian orang bilang itu adalah persipuramania padahal mereka yg ribut itu adalah persiwamania yg masih belum puas atas aksi mereka pada pertandingan
kemarin, ketika Persiwa menang 2-1 atas persija.

Sumber : ( ISL ) Indonesia Super
League

#save persija
update: Amry-JC

THE JAKMANIA CIBARUSAH: Persija Pulihkan Mental Sebelum Hadapi Persipura

THE JAKMANIA CIBARUSAH: Persija Pulihkan Mental Sebelum Hadapi Persipura

Fabiano Absen Meghadapi Persipura

Persija harus kehilangan Fabiano salah satu palang pintu tangguh dibarisan pertahanan Persija saat laga selanjutnya menghadapi Persipura 7/2, stadion Mandala Krida, karena akumulasi kartu.

Bung Ferry “Selain sudah terkena akumulasi kartu dan tidak bisa dimainkan, Fabiano meminta izin untuk pulang lebih awal ke Jakarta, untuk menengok anaknya yang sakit,”

Fahreza Agamal yang partai sebelumnya tidak termasuk skuad yang dibawa, sudah bergabung dalam latihan pagi ini, di stadion Mandala Krida Yogyakarta, ungkap Bung Ferry Sekretaris team Persija.

Pertandingan Persija vs Persipura akan tetap dilangsungkan di stadion Mandala, Krida Yogyakarta, tegas Bung Ferry menanggapi spekulasi yang berkembang pertandingan akan dipindah pasca pertandingan melawan Persiwa.(Amry-JC)

Senin, 06 Februari 2012

Persija Pulihkan Mental Sebelum Hadapi Persipura

Persija Jakarta akan memulihkan mental para pemainnya menjelang melawan Persipura Jayapura dalam laga lanjutan Liga Super Indonesia
di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, 7 Februari 2012.

Pemulihan mental dilakukan setelah Macan Kemayoran ditekuk Persiwa Wamena dengan skor 1-2 di Stadion Mandala Krida, Jumat, 3 Februari 2012.

“Ini berat bagi kami, dua kali kalah berturut-turut. Jadi akan kami pulihkan dulu,” kata Pelatih Persija, Iwan Setyawan ,usai pertandingan.

Sebelum dihabisi Persiwa, Persija
dibekuk dulu oleh tim Persib Bandung.

Iwan memprediksi laga berikutnya akan diwarnai pola ritme super cepat sehingga akan menjadi kewaspadaan tersendiri bagi timnya.

“Tantangan kami dari luar Persipura tim bagus, di dalam kami
harus cepat pulih setelah dua kali
kalah,” kata dia.

Iwan menambahkan, dalam pola super cepat melawan tim kuat seperti Persipura, diprediksikan pemain
hanya memiliki dua tiga peluang untuk mengeksekusi bola selama 90 menit pertandingan.

“Kesempatannya untuk cetak gol sangat kecil dengan ritme cepat itu. Makanya harus bisa
dimanfaatkan sebaik mungkin,” kata Iwan.

Melawan tim tangguh
seperti Persipura, Iwan pun akan membenahi semua lini, khususnya belakang yang tampak kedodoran
membendung pola cepat yang diterapkan Persiwa Wamena.

“Dua kali kami kebobolan dengan cara mirip, dari corner, bawa ke tengah, lalu diselesaikan dengan swing dari kiri,” kata dia.

Kapten Persija Bambang Pamungkas mengatakan dirinya
optimistis mental pemain sudah bisa kembali bangkit seperti biasa usai saat menjamu Persipura
mendatang.

“Kekalahan ini memang berat. Tapi perjuangan kami juga masih panjang. Kami
yakin sudah prima saat lawan Persipura nanti dan menghasilkan
kemenangan,” kata dia. (update:Amry)

Minggu, 22 Januari 2012

Memori 1973, Juara Untuk Warga Kota

Saya mencoba menulis tentang Persija yang juara tahun 1973 yang pastinya saya dapatkan dari berbagai sumber seperti Koran-koran lama dan juga artikel majalah tempo. Saat itu yang kita ketahui Persija berhasil menjadi juara dengan mengalahkan Persebaya dengan skor 1-0. Sebelum jauh bahas Final, kita lihat dulu perjalanan Persija menuju final kompetisi PSSI ini.
Kompetisi Nasional PSSI tahun 1973 dimulai pada hari minggu, 25 November 1973, saat itu Persija memulai kompetisi dengan mengalahkan PSL Langsat denga skor cukup telak 5-2 di Stadion Utama Senayan, Jakarta. Memang pada gelaran kali ini semuanya diadakan di Stadion GBK Jakarta. Kontestan pada tahun bisa dibilang masih seperti biasanya, rival-rival Persija masih tetap ancaman buat tim ibukota yang mencoba merebut gelar juara kembali setelah terakhir tahun 1964. Persib Bandung, PSMS Medan, PSM Ujungpandang, Persebaya Surabaya, Persipura Jayapura serta dua debutan di 8 besar kompetisi PSSI PSBI Blitas dan PSL Langkat menghiasi Kejuaraan Nasional 1973 ini.
Jelas dengan komposisi peserta seperti ini, media massa baik ibukota dan nasional bakal meramalkan persaingan yang sengit dan keras untuk merebut gelar juara PSSI tahun 1973 ini. Kita berbicara tentang Persija, skill tinggi pemain-pemain dari ibukota menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmatnya, nama-nama seperti Anjas Asmara, Sofyan Hadi, Andi Lala, Sutan Harhara, Risdianto, Iswadi Idris dan kiper Yudo Hadiyanto serta pelatih yang juga pernah membawa Persija menjuarai Kompetisi PSSI 1964, Sinyo Aliandoe membuat banyak pihak percaya inilah tahunnya Jakarta.
Nah, kembali ke perjalanan Persija, setelah mengalahkan PSL Langsat dengan skor telak, Persija bertemu rival abadinya, Persib Bandung. Kali Persib dibuat bertekuk lutut oleh anak-anak Ibukota, ya Persija berhasil menaklukan Persib setelah pada babak pertama sangat menguasai jalannya pertandingan, dibombardir secara terus menerus, pemain Persib terkena handsball di dalam kotak pinalti, kesempatan tidak disia-siakan oleh Anjas Asmara yang menempatkan bola ke sudut kiri kiper Persib.
Babak kedua berlangsung dan tensi makin memanas tetapi Persija tetap menguasai jalannya pertandingan. Namun pada babak ini, sesekali Persib melancarkan serangan yang membahayakan gawang Persija yang dikawal oleh Yudo Hadiyanto.
Hampir frustasi, Persib akhirnya bermain keras menjurus kasar tetapi sekali lagi pemain-pemain Persija tidak terpancing dan berhasil menghasilkan gol lagi pada menit 71 lewat kaki Sofyan Hadi. Dan Persija pun menang 2-0.
Susunan pemain Persija yang mengalahkan Persib :
Persija : Yudo Hadiyanto, Sutan Harhara, I’im Ibrahim, Oyong Liza, Widodo, Sofyan Hadi, Iswadi Idris, Arwiyanto, Risdianto, Anjas Asmara dan Sumitra.
Pelatih ; Sinyo Aliandu
Setelah itu Persija menghadapi PSM Ujungpandang, dan lagi-lagi Persija mampu menang dengan skor besar 5-1. Keesokan harinya Persija harus kembali bertanding kali ini melawan “kuda hitam” PSBI Blitar, lagi-lagi Persija berhasil dengan skor yang mencolok 5-0, Persija yang turun dengan warna kebesarannya Merah, berhasil melumat PSBI dengan sangat meyakinkan. Bahkan salah satu gol Persija yang dicetak oleh Risdianto dihasilakan dengan cara spektakuler dengan cara salto, tentu saat itu cara mencetak gol seperti Risdianto bisa dibilang gol dengan teknik tinggi.
Selanjutnya Persija menghadapi salah satu musuh bebuyutannya, PSMS Medan. Pertandingan melawan Medan disaksikan oleh 100.000 penonton di Stadion Utama Senayan, Jakarta. Persija tertinggal 0-2 terlebih dahulu setelah Parlin Siagian dan Zulkarnaen berhasil membobol gawang Yudo Hadiyanto. Persija memang sangat kewalahan menghadapi permainan-permainan anak-anak Medan, tetapi bukan Persija bila tidak ngotot untuk menyamakan kedudukan. Pada menit 81 Risdianto berhasil menggetarkan gawang Ronny Pasla dan member harapan untuk Persija, dan momentum ini tidak disia-siakan Persija, bek kiri Persija I’im Ibrahim berhasil menceploskan bola ke gawang PSMS sesaat menjelang selesainya pertandingan. Pertandingan ber-class ini pun akhirnya berkesudahan dengan skor 2-2.
Susunan pemain Persija saat menghadapi PSMS :
Persija : Yudo Hadiyanto, Sutan Harhara, I’im Ibrahim, Oyong Liza, Widodo, Sofyan Hadi, Iswadi Idris, Arwiyanto, Anjas Asmara/Salmon Nasution, Risdianto dan Andi Lala/Suhanta.
Pelatih : Sinyo Aliandu
Pertadingan berikutanya Persija bertemu dengan Persipura. Pada pertandingan ini Persija hanya mampu menang dengan skor tipis 1-0 lewat gol pinalti Anjas Asmara, pertandingan Persija kali ini sangat berbeda, Persija seakan mati kutu dengan pertahanan rapat Persipura. Beruntung pemain Persipura terkena handball didalam kotak pinalti dan Anjas Asmara lagi-lagi dengan tenang menceploskan bola ke gawang Jimmy Pieters, penjaga gawang Persipura.
Pertandingan terakhir Persija pada Kompetisi PSSI Tahun 1973 adalah partai “Final” bagi Persija dan Persebaya, pertandingan ini sangat menentukan siapa juara PSSI tahun 1973 ini. Pertadingan “Final” yang mempertemukan rivalitas antara Jakarta dan Surabaya, berlangsung sangatlah keras untuk ukuran olahraga sepakbola. Terjadi tawuran antara pemain Persija dengan para pemain Persebaya, tawuran massal ini menurut Koran Merdeka tahun 1973 dimulai belum lama saat babak pertama dimulai.
Kejadian yang diakibatkan karena salah satu pemain Persija, yaitu Sutan Harhara memotong kaki dari pemain Persebaya, yaitu Abdul Kadir, memancing amarah pemain-pemain Persebaya. Tidak lama kemudian pecahlah tawuran missal di lapangan, dimana Oyong Liza dikeroyong beberapa pemain Persebaya, turut serta pula bintang Persija kala itu Sutan Harhara dan Anjas Asmar terlibat didalamnya. Begitu pula dengan Rusdi Bahalwan yang saat itu masih menjadi pemain Persebaya dikeroyok oleh pemain-pemain Persija. Aparat keamanan pun turun kelapangan untuk meredakan situasi yang bisa dibilang total chaos.
Kericuhan ini mengakibatkan pertandingan dihentikan selama 10 menit setelah kedua belah pihak sepakat melupakan kejadian adu jotos itu. Perlu diketahui juga, penonton saat itu sangat membludak. Hampir tidak ada bangku kosong di dalam stadion bahkan banyak pula yang berdiri dan juga tidak masuk ke dalam stadion. Persija tentunya turun dengan pemain-pemain terbaiknya, seperti Anjas Asmara, Iswadi Idris, Oyong Liza, Sofyan Hadi, Sutan Harhara dan kiper Yudo Hadiyanto.
Di Persebaya juga diiisi pemain-pemain hebat, seperti Rusdi Bahalwan, Abdul Kadir, Waskito, dkk. Maka tak heran bila pertandingan ini begitu dinanti-nanti terlebih lagi oleh warga kota yang mengharapkan Persija kembali juara setelah terakhir kali mereka meraih juara pada tahun 1964. Tentunya gelar juara sangat dinanti oleh Jakarta, berisi pemain-pemain dengan teknik dan skill tinggi, Persija sangatlah diunggulkan untuk merebut juara.
Nah, kembali ke pertandingan final, setelah sempat diberhentikan, Persebaya sangat menguasai jalannya pertandingan. Kiper Persebaya Harry Tjong bahkan terlihat sangat tidak bekerja keras, bahkan hanya seperti jogging saja, dilain sisi kiper Yudi Hadiyanto jatuh bangun menghalau serangan-serangan dari Persebaya.
Pada babak kedua pun sama saja, Persebaya tetap menguasa jalannya pertandingan. Persija dengan sabar meladeni serangan-serangan yang menggebu-gebu dari para pemain Persebaya. Para penonton percaya bahwa gol kemenangan Persebaya hanya tinggal menunggu waktu saja. Tetapi bukan Persija namanya jik harus pasrah dengan keadaan. Yap, berawal dengan tendanga bebas di menit 81, Risdianto memberi umpan manis kepada penyerang Persija, dan saat itulah muncul Andi Lala yang menceploskan bola ke gawang Harry Tjong.
Tentu gol ini disambut gemuruh penonton di Stadion, ya warga kota tak menyangka dengan gol tersebut, setelah berjam-jam Persija dikurung oleh permainan Persebaya, akhirnya Persija berhasil menceploskan gol ke gawang Persebaya. Andi Lala menjadi pahlawan Persija.
Permainan berlanjut dan kali ini giliran kiper Yudo Hadiyanto yang bersantai-santai dan sesekali memainkan bola dengan kakinya. Peluit babak kedua pun ditiup, tanda pertadingan telah selesai dan Persija keluar sebagai juaranya.
Warga kota bergembira, pemain pun meluapkan kegembiraannya dengan berkeliling stadion sambil mengibarkan bendera “JAYA RAYA” simbol Jakarta dan Persija. Dengan kostum mereka berwarna merah, mereka berbaur dengan warga kota yang sebagian ikut turun ke lapangan menikmati gelar juara bersama para pemain-pemain Persija.
Kenangan indah di tahun 1973, dan saat itu pun majalah Tempo memberikan judul Hadiah Untuk Warga Kota sebagai headline berita mereka dalam menyambut gelar juara Persija.
Terima Kasih, Pahlawan !
*sumber-sumber didapat dari Koran Harian Merdeka dan Kompas tahun 1973 serta majalah Tempo 1973 yang tentunya diketik lagi dengan tulisan dari saya sendiri.