Bicara opini tentang Persija, boleh dibilang Persija adalah sebuah
alat perjuangan. Sebuah alat perjuangan untuk menjadi yang terdepan.
Sebuah alat perjuangan untuk bias meraih kemenangan. Persija boleh juga
dibilang sebagai alat pemersatu bangsa. Karena Persija, berbagai suku
dari seluruh penjuru tanah air bersatu, bernyanyi, dan berteriak dengan
lantang mengumandangkan nama besar Persija dari sisi tribun stadion.
Ketika sepakbola Jakarta menyatukan warna kami, berbagai latar
belakang sejenak ditinggalkan. Berbagai kesibukan sejenak dihentikan.
Semua beramai-ramai datang untuk memenuhi isi stadion walaupun jarak dan
rintangan terkadang menjadi cobaan dalam pikiran.
Semua dikorbankan demi menumpahkan kerinduan pada Persija. Hasil
menang ataupun kalah bukanlah hal yang terpenting untuk menjawab sebuah
rasa kerinduan para supporter setianya, The jakmania.
Jawaban atas kerinduan itu adalah skema permainan cantik dari Persija
yang ditampilkan serta tetap menjunjung tinggi sportivitas kepada
setiap lawannya di atas lapangan hijau.
Ketika warna-warna tersebut telah bersatu padu berkiblat pada nama
besar Persija, kreativitas tak pernah berhenti ditampilkan dari para The
Jakmania. Semua elemen The Jakmania seperti ingin
berlomba-lomba
memberikan bakti terbaik untuk Persija lewat cara meraka masing-masing.
“Cintai Persija dengan cara apapun, sebisa dan semampu kita”, kalimat
itu yang biasa dikumandangkan dalam hati untuk membakar semangat
perjuangan. Banyak cara positif yang bisa dipersembahkan untuk
mendukung tim kebanggaan ibukota tersebut. Sekarang tergantung bagaimana
kita mengekspresikan kecintaan tersebut lewat jalan yang kita anggap
mampu untuk kita tempuh.
Saat tribun stadion menjadi tempat yang nyaman untuk bersatu. Serta
yel-yel dan nyanyian dikumandangkan untuk membakar semangat juang. Dan
ketika atmosfir pertandingan sejenak mampu
melupakan penatnya
kehidupan. Maka dengan senyuman bangga hati ini berkata “terima kasih
Persija, terima kasih karena telah menyatukan banyak perbedaan”.