Striker Persija Jakarta Bambang Pamungkas
mengungkapkan, untuk menentukan Persija Jakarta yang asli atau tidak
terlalu sulit. Bambang mengatakan, Persija asli bisa dilihat dari
dukungan yang diberikan kelompok suporternya, The Jakmania.
Menurut
Bambang, Persija yang diakui PSSI saat ini bukan lah Persija yang
dikenalnya. Seperti diketahui, PSSI mengakui Persija di bawah
pengelolaan Bambang Sutjipto dengan bendera PT Persija Jaya.
“Persija Jakarta yang asli itu tidak harus
ada Bambang Pamungkas-nya, tidak harus ada Ismed Sofyan-nya, tidak juga
harus ada Bang Mansyur-nya (Perlengkapan kami yang sudah kurang lebih 17
tahun melayani pemain Persija Jakarta,” demikian tulis Bepe, sapaan
Bambang, di laman pribadinya.
“Persija yang asli itu yang
memiliki puluhan ribu pendukung setia bernama The Jakmania, pendukung
militan Persija Jakarta yang selalu mendampingi kemanapun tim Macan Kemayoran berlaga. Itu lah tim Persija Jakarta yang sebenarnya.”
“Jika
Anda sekalian masih ragu dan sangsi dengan Persija Jakarta yang
sebenarnya, maka bertanyalah kepada bus Persija Jakarta yang berwarna
oranye, dan bergambar macan itu.”
“Bus yang catnya sudah mulai
memudar, mengelupas, serta berkarat itu akan bercerita secara detail
siapa-siapa saja pemain, pelatih serta pengurus yang pernah berbaju
Persija Jakarta selama 15 tahun terakhir.”
Bepe merasa kesal dengan kebijakan PSSI yang telah
mengakui Persija di bawah pimpinan Bambang Sutjipto, dan menganggap tim
itu sebagai Jakarta FC. Alasan ini juga yang membuat Bepe memilih
bertahan di Superliga Indonesia (ISL).
“Akan menjadi sebuah hal
yang aneh dan menjengkelkan ketika saat ini ada sebuah tim lain yang
menggunakan nama kami, warna ciri khas kami, dan juga lambang kebesaran
kami lengkap dengan satu bintang diatasnya,” cetus Bepe.
“Mereka
mungkin dapat saja membohongi publik dengan segala tipu muslihat dan
pemutarbalikan fakta. Tetapi mereka tidak akan pernah dapat membohongi
pendukung setia kami The Jakmania, yang akan selalu mengerti mana
Persija Jakarta yang sebenarnya.”
“Mereka boleh saja merampas
nama kami, warna kami dan juga emblem kebesaran kami. Akan tetapi satu
hal yang harus mereka ingat, semangat dan sejarah panjang Macan
Kemayoran itu akan tetap berada disini di dalam hati dan sanubari kami
sampai kapan pun.”
“Jadi mengapa saya memilih bermain di ISL
bukan di IPL (Liga Prima Indonesia)..?? Jawabannya lebih pada
ketidakrelaan saya melihat sebuah tim yang telah saya bela selama satu
dekade, dan juga telah membesarkan nama saya, diperlakukan dengan
semena-mena oleh PSSI,” tambah Bepe.
“Bukan karena saya tidak
menghormati institusi PSSI beserta semua orang yang berada di dalamnya.
Sekali lagi, bukan karena itu..!!”
“Bambang Pamungkas bisa saja
hijrah ke klub lain, cepat atau lambat saya pasti tidak akan menjadi
bagian dari tim ini lagi. Tapi tidak di saat-saat seperti ini. Tidak di
saat tim kebanggan saya dalam keadaan yang sekarat dan limbung, sehingga
membutuhkan dukungan moral untuk bangkit melawan segala ketidak adilan
yang menimpa tim ini. Sekali lagi, tidak Disaat-saat Seperti Ini..!!!”
“Saya
pernah patah kaki menggunakan seragam oranye kebesaran kami tersebut.
Persija Jakarta yang diakui PSSI saat ini bukanlah Persija Jakarta yang
saya kenal selama ini. Saya yakin dalam lubuk hati yang paling dalam,
semua orang akan mengerti, Mana Persija Jakarta dan mana Jakarta FC.”
“Satu bintang itu milik kami, bukan milik kalian.”